|     INTERNET KE INTERKOLONI  |   |
|     
   Naiknya tingkat   kesibukan berbelanja melalui Internet menimbulkan sejumlah permasalahan   besar. Perilaku pelanggan ketika berbelanja bisa jadi sama sekali lain dari   perkiraan umumnya, dan mungkin saja berbeda di antara sesama pelanggan. Hal   ini menyebabkan lalu lintas internet menjadi tidak teratur dan akhirnya   berujung pada penumpukan tiba-tiba pada server Internet yang menangani belanja on-line. (Server: sebuah komputer dalam sebuah jaringan yang menyimpan   program-program aplikasi dan file-file data yang dapat dikunjungi oleh   komputer-komputer lainnya di dalam jaringan tersebut.) Para pakar dari   Universitas Oxford dan the Georgia Institute of Technology [Institut Teknologi Georgia] melakukan   kerjasama dalam rangka mengembangkan sejumlah teknologi yang dapat mengatasi   penumpukan semacam itu. Para peneliti ini mengambil model atau contoh-acuan   berupa suatu masyarakat yang lalu lintasnya telah berhasil diatur dengan   sangat baik.  Contoh-acuan ini   adalah perilaku koloni atau masyarakat lebah madu yang tengah ditiru dalam   sejumlah teknologi yang ditujukan untuk meringankan beban pada server-server pada saat terjadi kepadatan lalu lintas yang   luar biasa.   Lonjakan jumlah   pelanggan belanja atau perdagangan saham secara tiba-tiba, naik turunnya   kegiatan lelang melalui internet memunculkan kesulitan besar pada   perusahaan-perusahaan pengelola server. Untuk meningkatkan keuntungan mereka sebesar-besarnya,   perusahaan-perusahaan ini perlu memeriksa komputer-komputer mereka setiap   saat untuk menjaga agar komputer tersebut tetap mampu menyesuaikan diri   terhadap tingkat kebutuhan yang berubah-ubah melalui campur tangan secara   cepat. Namun pada kenyataannya, hanya satu aplikasi web saja yang dapat dimuat ke dalam komputer pada   satu waktu, dan hal ini merupakan sebuah kendala. Perpindahan antar-aplikasi   menyebabkan penghentian sementara selama 5-7 menit, waktu ini diperlukan   untuk konfigurasi ulang pada komputer, dan ini berarti kerugian.    
   Sekitar seperlima dari   lebah-lebah di dalam sebuah sarang bertugas sebagai pengumpul-nektar. Tugas   mereka adalah berkelana di antara bunga-bunga dan mengumpulkan nektar   sebanyak mungkin. Ketika kembali ke sarang, mereka menyerahkan muatan nektar   mereka kepada lebah-lebah penyimpan-makanan yang menjaga sarang dan menyimpan   bahan makanan. Lebah-lebah ini kemudian menyimpan nektar di dalam petak-petak   madu. Seekor lebah pengumpul-nektar juga dibantu oleh rekan-rekannya dalam   menentukan seberapa bagus mutu sumber bunganya. Lebah pengumpul-nektar   tersebut menunggu dan mengamati seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk   bertemu dengan seekor lebah penyimpan-makanan yang siap menerima muatan. Jika   waktu tunggu ini berlangsung lama, maka sang lebah pengumpul-nektar memahami   hal ini sebagai isyarat bahwa sumber bunganya bukan dari mutu yang terbaik,   dan bahwa lebah-lebah yang lain kebanyakan telah melakukan pencarian yang   berhasil. Sebaliknya, jika ia disambut oleh sejumlah besar lebah-lebah   penyimpan-makanan untuk mengambil muatannya, maka semakin besarlah   kemungkinan bahwa muatan nektar tersebut bermutu baik.   Lebah yang mendapatkan   informasi ini memutuskan apakah sumber bunganya senilai dengan kerja keras   yang akan dilakukan berikutnya.  Jika ya, maka ia   melakukan tarian-getarnya yang terkenal agar dipahami maksudnya oleh   lebah-lebah lain. Lama tarian ini memperlihatkan seberapa besar keuntungan   yang mungkin dapat diperoleh dari sumber bunga ini. [penjelasan lebih lanjut   tentang tarian lebah, silakan baca: http://www.harunyahya.com/indo/buku/menyingkap003.htm]    Sunil Nakrani dari   Universitas Oxford dan Craig Tovey dari the Georgia Institute   of Technology menerapkan cara   pemecahan masalah oleh lebah madu tersebut pada permasalahan ada pada Internet host. Setiap server mengambil   peran sebagai lebah pengumpul-nektar, dan setiap permintaan pelanggan   bertindak sebagai sumber bunga. Dengan cara ini, doktor Nakrani dan Tovey   mengembangkan sebuah algoritma "lebah madu" untuk server Internet "sarang." (Algoritma:   Serangkaian tahapan-tahapan logis untuk memecahkan suatu permasalahan yang   dapat diterjemahkan ke dalam sebuah program komputer.)   Sebuah host menjalankan tugas, sebagaimana yang dilakukan   lebah dengan tarian-getarnya, dengan membuat sebuah iklan dan mengirimkannya   ke sejumlah server   lainnya di dalam sarang. Lama masa penayangan iklan ini mencerminkan manfaat   dan tingkat keuntungan yang dapat diraup melalui para pelanggan server-server tersebut. Server lain membaca iklan ini dan berperilaku   seperti lebah-lebah pekerja yang mengikuti petunjuk yang yang disampaikan   melalui tarian-getar tersebut. Setelah mempertimbangkan dan mengkaji iklan   ini beserta pengalaman mereka sendiri, mereka memutuskan perlu tidaknya untuk   beralih dari para pelanggan yang sedang mereka layani ke para pelanggan yang   sedang dilayani oleh server yang mengirim iklan   tersebut.   Doktor Nakrani dan   Tovey melakukan uji banding antara algoritma lebah madu yang mereka   kembangkan dengan apa yang disebut sebagai algoritma "rakus" yang   saat ini dipakai oleh kebanyakan penyedia Internet host. Algoritma rakus terlihat ketinggalan zaman.   Algoritma rakus membagi waktu menjadi sejumlah penggalan waktu yang tetap dan   menempatkan server-server untuk melayani para pelanggan untuk satu penggalan waktu   berdasarkan pengaturan yang dianggap paling menguntungkan pada penggalan   waktu sebelumnya. Para peneliti mengungkap bahwa di saat-saat ketika lalu   lintas sangat berubah-ubah, algoritma lebah madu memperlihatkan kinerja 20%   lebih baik daripada algoritma rakus. Sebentar lagi mungkin server-server yang bekerja menggunakan algoritma lebah madu   akan semakin banyak di masa mendatang, di mana Internet akan lebih tepat   disebut sebagai "Interkoloni."   Dengan pemisalan yang   sangat tepat, penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan ini menunjukkan betapa   berbagai pemecahan masalah yang masuk akal terdapat di alam. Permasalahan   yang dihadapi server-server Internet sangatlah mirip dengan permasalahan yang dipecahkan   oleh koloni lebah madu. Sungguh, keberhasilan yang dicapai penelitian   tersebut, yang dilakukan dengan menerapkan contoh-rujukan koloni lebah madu,   menjadi isyarat akan hal ini. Akan tetapi, dari manakah asal usul rumusan   pemecahan masalah yang diberikan lebah madu kepada para pemrogram komputer   tersebut? Meskipun para pemrogram komputer dapat mengambil perilaku lebah   madu sebagai contoh-rujukan mereka, lebah itu sendiri tidak dapat melakukan   hal seperti itu. Ini dikarenakan meskipun tiruan algoritma lebah yang dibuat   oleh pemrogram komputer merupakan hasil dari proses berpikir cerdas yang dilakukan   secara sadar, lebah madu tidak memiliki kemampuan berpikir semacam itu.   Pemecahan atas permasalahan tersebut membutuhkan tindakan sadar, misalnya   pertama-tama pemahaman tentang adanya permasalahan tersebut, pengkajian   terhadap sejumlah penyebab timbulnya permasalahan itu, pengenalan atas   pengaruh sejumlah penyebab itu terhadap permasalahan tersebut secara umum dan   pengaruhnya terhadap satu sama lain, dan akhirnya pengambilan keputusan di   antara beragam pilihan yang ada.   Sudah pasti pemecahan   masalah semacam itu tidak mungkin terjadi di dalam koloni lebah beranggotakan   20 sampai 50 ribu ekor. Hanya ada satu penjelasan masuk akal atas kenyataan   ini, di mana sedemikian banyak makhluk hidup menghemat energi dengan   menerapkan cara pengumpulan nektar yang paling menguntungkan; meskipun orang   biasanya mengira akan melihat suatu kekacauan dan kebingungan di dalamnya.   Pemahaman atas permasalahan di dalam koloni lebah dan jalan keluar   pemecahannya merupakan hasil karya Pencipta Maha Mengetahui. Tidak ada keraguan,   Allahlah, Pencipta langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya,   Yang telah menciptakan koloni lebah. Strategi yang diterapkan di dalam koloni   lebah madu merupakan ilham yang berasal dari Allah. Allah menyatakan hal ini   di ayat berikut:    Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang   di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat   manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah   jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)." Dari perut lebah itu   keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat   yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu   benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang   memikirkan. (QS. An Nahl, 16:68-69) 1- "Honey bees   and internet optimisation," The Economist,  |    |
Senin, 19 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


MAU KHASIAT LEBAH JADI DUIT???
BalasHapusKlik http://rightplatinumbanjarmasin.blogspot.com/